NUSANTARANEWS.org, Banyuwangi – Jelang Pemilihan Kepala Daerah, Danu mengatakan bahwa wabah Buzer RP melanda Kabupaten Banyuwangi.
Seperti hal yang diungkapkan oleh Danu Budiyono, aktifis Sosial Politik Banyuwangi yang juga Presiden Netizen Banyuwangi Bersuara.
” Buzer merupakan akun-akun di media sosial yang tidak mempunyai reputasi untuk dipertaruhkan. Buzzer biasanya lebih ke kelompok orang yang tidak jelas siapa identitasnya, atau akun anonim, lalu kemudian biasanya memiliki motif ideologis atau motif ekonomi di belakangnya dan kemudian menyebarkan informasi,” ujarnya.
Menurut Danu, buzzer ada yang dibayar dan ada juga yang hanya sukarelawan, namun kalo melihat yang ramai di sosial media Banyuwangi akhir akhir ini sangat jelas itu digerakkan oleh seseorang yang punya kepentingan politik
” Arahnya jelas untuk mengkampanyekan Cabup Cawabup, elalui serangan udara. Caranya bermacam macam ada yang menggiring opini publik, menambah follower, menangkis serangan atau kritikan dan menutup nutupin kebobrokannya Cabup Cawabup tersebut,” terangnya.
Danu menyebut, akun buzer itu baru muncul akhir – akhir ini, kurang lebih sebulan terakhir. Tak tanggung-tanggung setelah ditreking akun anonim yang condong membela atau mem framing salah satu kandidat Bacalon Bupati Banyuwangi lebih dari 60 akun, itu di FB, belum lagi di Instragram maupun Twitter. Ada juga cabup lain yang menggunakan buzer itu, namun jumlahnya kecil.
” Saya tracking pak Yusuf maupun Gus Munib tak lebih dari 10 akun. Nah bedanya kalo pak Yusuf maupun Gus Munib rata rata sudah lama, dan kelihatan datar. Sedangkan buzer salah satu kandidat lebih sigap, hampir semua netizen yang mengkritisi pak bupati maupun salah satu kandidat langsung di konter, dan itu akun banyak yang masuk, dengan narasi jawaban hampir sama,” tuturnya.
Memang semua tahu bahwa tahun Pilkada adalah tahun dimana semua orang sibuk dengan hiruk pikuk kampanye. Terlebih lebih partai politik, relawan atau tim sukses para Cabup dan Cawabup menjelang pilkada ini . Semuanya sibuk untuk meraih simpati rakyat , memenangkan calonnya masing-masing.
Memang jelang Pilkada ini ada menguntungkan beberapa pihak seperti media, lembaga survey, advertising, dan buzzer .
Buzzer, influence atau rain maker itu sebenarnya sama saja, hanya istilahnya saja. Influence adalah orang yang mampu mempengaruhi follower ( pembaca blognya, teman facebooknya, follower twitter-nya), sehingga memberikan efek buzz di sosial media.
Mempengaruhi dalam aspek informasi, trend dan lain nya sehingga diikuti oleh yang lainnya. Dalam konteks media sosial, arti buzzer adalah orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu, baik itu produk atau isu tertentu melalui postingan di akun media sosialnya.
” Terlepas dari itu semua jelas mewabahnya buzer – buzer itu sudah menciderai proses demokrasi di Banyuwangi, karena tidak jelas itu akun buzer. Hanya digerakkan oleh orang yang memiliki sahwat politik tanpa melihat etika bersosial media maupun etika berdemokrasi,” tutupnya.
( Veri Kurniawan )