NUSANTARANEWS.org, Jakarta – Di tengah wabah pandemi covid-19, Pemerintah Pusat maupun Pemprov DKI Jakarta, menggulirkan bantuan sosial untuk masyarakat terdampak. Seperti halnya di kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Karena data penerima bantuan sosial tidak valid dan bermasalah, bansos berupa sembako tersebut tidak tepat sasaran. Anehnya, orang yang sudah meninggal dan sudah pindah ke lain daerah, masih tercatat sebagai penerima bantuan. Sementara, warga yang benar-benar masih tinggal dan berhak mendapatkan bantuan, justru terlewati begitu saja.
Tidak validnya data penerima bansos, juga terjadi di RT 007/05 Kelurahan Johar Baru.
“ Kami atas nama pengurus RT menjelaskan duduk perkara bantuan Pemda DKI Jakarta, adapun warga yang mendapat bantuan sesuai surat bantuan dari kelurahan ada 21 orang, dikembalikan 1 orang atas nama di urutan no 10. Jadi kami membagikan ke warga sebanyak 20 orang,” kata dia.
Namun, lanjut dia, terkait dengan nama-nama penerima bantuan, pihak pengurus RT mengaku tidak pernah mengusulkan nama-nama tersebut kemanapun.
“ Jadi nama-nama ini sudah turun dari kelurahan sesuai kriteria enggak tau kami dasarnya apa,” tuturnya.
Selanjutnya dikatakan, bahwa warga RT 007, penerima bantuan dari presiden yang tertera nama dari kelurahan ada 16.
Namun dari daftar nama-nama penerima bantuan presiden, lagi-lagi pengurus RT juga mengaku tidak pernah mengusulkan nama-nama ini, jadi nama penerima bantuan sudah turun dari kelurahan.
Tidak validnya data penerima bansos tersebut juga diakui Tongam Tobing, salah seorang warga RT 007/05 kelurahan Johar Baru.
Sebut Tobing, dengan amburadulnya data dan tidak sinkronnya dengan penerima bantuan, menunjukkan kinerja petugas gugus tugas tidak profesional. Hal ini, kata dia, menyebabkan bantuan tidak tepat sasaran.
” Petugas gugus tugas tidak pernah kelihatan turun ke warga dan sangat tidak peka dan tidak peduli dengan warga terdampak covid-19. Ini persoalan hak dan kemanusiaan. Jangan dibuat main-main,” kata Tobing.
(Sam/red)