Mahdi – Aceh Utara
NUSANTARANEWS.org, Aceh Utara — Akses jalan di lingkungan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) yang meliputi dua kecamatan yakni Matangkuli dan Pirak Timu membutuhkan perhatian dan perbaikan dari PHE NSB dan pemerintah Aceh Utara, yang dikarenakan kondisi jalan yang sudah rusak dan sulit dilalui menggunakan kenderaan bermotor.
Hal ini terpantau oleh tim Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Aceh Utara yang turun langsung ke lokasi, pada Kamis (18/6/2020).
Menanggapi banyaknya keluhan masyarakat, kepala Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Aceh Utara, Iskandar PB menjelaskan kondisi jalan di lingkungan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) NSB saat ini memang sudah benar-benar butuh bantuan dari pemerintah dan semua pihak yang terkait, dikarenakan kondisi jalan sangat memprihatinkan.
“Sejauh ini minim perhatian perusahaan itu terhadap jalan rusak. Ketika musim hujan, lebih parah lagi, karena jalannya becek dan berlumpur sehingga masyarakat pengguna jalan harus ekstra hati-hati,” jelasnya.
Menurutnya, jalan di lingkungan PT PHE ini pada umumnya banyak dilintasi warga, baik warga setempat maupun warga luar kabupaten. Sebab di daerah itu terdapat tiga pondok pesantren besar di antaranya Dayah Nurul Kamal Alaziziah Pimpinan Abi Ibnu Sakdan (Ketua MPU Matangkuli), Dayah Almubarakah Kunyet Mule (Pimpinan Tgk Hanafi) dan Dayah Ashabul Yamin Al Aziziah (Pimpinan H. Abu Bakar Usman Atau Abon Buni).
“Dalam konteks ini, YARA meminta PT PHE memperhatikan jalan di daerah binaannya, selebihnya pembangunan rumah dhuafa dan masih banyak masyarakat miskin yang perlu diperhatikan di daerah itu melalui dana CSR,” kata Kepala YARA Perwakilan Aceh Utara, Iskandar PB.
Apalagi saat ditinjau ke lokasi, sambung Iskandar, jalan itu dalam proses pengerukan dengan menggunakan alat berat dan masyarakat setempat bergotong royong dengan menggunakan alat seadanya.
“PT. PHE jangan hanya sekedar menjadikan masyarakat sebagai penonton atas kekayaan bumi mereka yang dikeruk. Sebelumnya saat COVID-19, ada beberapa bantuan yang disalurkan PHE berupa tempat cuci tangan, namun itu bukanlah hal yang paling Fundamental, karena kesejahteraan masyarakat melalui dana CSR jauh lebih penting dan mendasar,” ujarnya lagi.
Kita juga berharap PHE dan pemerintah Aceh Utara untuk segera mencari solusi salah satu jalur alternatif. Dikarenakan disepanjang lintasan jalan tersebut ada tiga pasantren besar, yang ada sekitar 5 ribuan santri yang menempuh pendidikan.
(Mhd).