NUSANTARANEWS.org, Malang – Mahatta Kamil (39) asal Kecamatan Batang, Kabupaten Batang Jawa -hari bekerja sebagai seorang wiraswasta melalui media sosial akun Facebooknya menulis sebuah pemikiran religius sebagai bahan pengingat untuk umat manusia.
Dalam akunya yang diunggah pada Rabu (11/3) “Mestinya seluruh penduduk bumi pada saat sekarang ini sama2 merenung, sama2 berdoa dan sama2 berserah diri pada Sang Pencipta, memohon dan berharap kepadaNya. Karena apa? Karena penduduk bumi pada saat ini sedang diuji oleh datangnya pagebluk. Pagebluk yang bernama virus Covid-19, dan ini terbukti mampu membuat hampir 1/2 penduduk bumi kalang kabut. Memohon kepadaNya agar semua ini segera berlalu,”.
Banyak penerbangan ditutup dan dibatasi, banyak tempat wisata ditutup sementara, banyak event olahraga, event musik dsb dibatalkan, motogp dijadwal ulang, sampai2 liga Italia juga dihentikan dan negaranya melakukan kebijakan lockdown, membatasi aktivitas dan kegiatan orang. Bahkan ibadah umroh pun sampai ditutup sementara. Sungguh begitu menakutkannya virus ini sehingga dunia seperti hendak berhenti sejenak dari aktivitasnya.
Ekonomi global yg sebelumnya memang sudah menuju perlambatan tambah dikuatkan oleh kehadiran Covid-19 ini. Wis lambat tambah dadi lambat.
Semua negara, semua orang, seluruh penduduk bumi, mestinya mulai mawas diri, berfikir dan merenung, bahwa hanya dengan datangnya satu wabah, seluruh dunia bergejolak. Artinya kita semua ini masih tinggal di bumi yang sama. Wabah yang datang itu ngga memilih untuk menyerang masyarakat tertentu. Hampir semua orang, ngga peduli kamu China, kamu Amerika, kamu Italia, kamu Israel, kamu Indonesia, kamu Iran, kamu Islam, kamu Kristen, kamu Yahudi, kamu Budha, kamu Sinto, kamu Konghucu, kamu atheis dsb. Siapa saja bisa kena wabah ini, ia ngga pilih-pilih.
Mestinya dengan datangnya wabah ini seluruh penduduk bumi dan semua orang mulai berfikir untuk bersatu. Masih tinggal di bumi yang sama kenapa harus bermusuhan? Toh ketika datang musuh yg sama semuanya sama2 memerangi dan melawannya.
Yang sedang berperang, yang sedang bermusuhan, yang sedang berseteru hendaknya mau kembali duduk bersama untuk berdamai, saling berjabat tangan dan bersatu. Bersatu untuk saling memakmurkan bumi. Saling menjaga dan saling menguatkan. Jadikan pagebluk ini sebagai moment untuk menjadikan bumi dan seluruh isinya menjadi keadaan yg damai dan bahagia.
Bumi ini jika dilihat dari galaksi tata ruang semesta raya ini sangat sangat sangat keciiiil sekali, bahkan seperti butiran debu. Tetapi di bumi yg layaknya butiran debu ini para penghuninya masih sibuk saling memerangi, sibuk saling bermusuhan, sibuk saling ingin menguasai. Padahal ketika diuji dengan 1 wabah, seluruh penduduk bumi sudah kalang kabut ngga karuan.
Mari berdamai dan bersahabat. Kita coba dari lingkup terkecil dan terdekat dulu. Yang merasa sedang bermusuhan mulailah untuk berdamai. Mari bangun dunia dalam damai dan bahagia. Toh kita semua ini kan masih tinggal di bumi yang sama. Membuat dunia ini menjadi damai akan menjadikannya lebih indah.
Akun tersebut menuai kometar positif dari para netizen, ada yang mengatakan itu adalah teguran dari Tuhan yang Maha Kuasa, ada juga yang mengatak ini adalah tanda akhir zaman.
(Utsman)