Laporan : Suherman Amin Bireuen Aceh
NUSANTARANEWS.ORG, BIREUEN – Para siswa baru yang mendaftar pada Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 11 Bireuen yang disebut sebagai sekolah terpencil untuk menarik minat siswa lulusan SD/MIN di kawasan itu bila mendaftar ke sekolah tersebut diberikan empat pasang baju seragam sekolah secara cuma-cuma alias gratis.
Kepala MTsN 11 Bireuen Drs Rusydi MAg bersama Kepala Tata Usaha Muhammad Yunus dalam penjelasannya kepada wartawan di Krueng Panjo Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen Kamis (11/6) menyebut, siswa yang sudah mendaftar hingga 10 Juni 2020 baru 47 orang dan masih tetap menerima hingga akhir Juni 2020.
Dijelaskan, Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2020/2021 setiap yang mendaftar di MTs N 11 Bireuen dihadiahkan empat pasang baju seragam sekolah yaitu Baju Batik, Pramuka, Olahraga dan Baju Seragam putih.
Menurut , Drs Rusydi MAg, semua baju yang diserahkan itu hasil sumbangan dari para guru dan karyawan sekolah tersebut untuk dibagikan kepada siswa baru tahun pembelajaran 2020/2021 secara gratis.
Sementara Kepala Tata Usaha Muhammad Yunus menyebut, jumlah siswa saat ini hanya enam ruangan belajar dan tercatat sebanayak 138 orang.
Dari jumlah tersebut 128 orang siswa menerima uang bantuan setiap tahun sebesar Rp 750.000, dari Kartu Indonesia Pintar yang penarikannya per semester yang langsung pada rekening siswa .
Muhammad Yunus mengatakan bahwa sekolahnya memang sekolah terpencil yang saat ini jumlah dewan guru 22 orang . Sementara saarana/prasarana minim sekali bahkan satu ruangan pustaka dan ruangan laboratorium tidak ada.
Dalam hal tersebut mereka berharap adanya kepedulian Depag di Jakarta , Depag Provinsi Aceh dan Depag Bireuen yang selama ini memang kurang peduli terhadap bangunan fisik ini.
Padahal tanah untuk membangun ruangan pustaka dan laboratorium bahkan beberapa lokal mengingat padatnya siswa,tersedia sangat luas di kompleks sekolah.
Mengingat kebutuhan sangat mendesak terhadap ruang perpustakaan dan Laboratorium pihak sekolah dan sejumlah tokoh masyarakat mengharapkan Menteri Agama Republik Indonesia dan bersama Kemenag Provinsi Aceh dan Kemenag Bireuen menangani sesegera mungkin dan fasilitas tedrsebut bisa dioperasionalkan pada tahun pembelajharan 2020/2021 ini
(red)